Selasa, Agustus 19, 2008

Moment yang Hilang di Agustus 2008 (part 2)


REUNI AKBAR,,,

Oh, pondokku… tempat naung kita
Dari kecil sehingga dewasa
Rasa batin damai dan sentosa
Dilindungi Allah ta’ala
Oh, pondokku engkau berjasa
Pada ibuku Indonesia

Tiap pagi dan petang…
Kita beramai sembahyang…
Mengabdi pada Allah ta’ala
Di dalam kalbu kita

Wahai pondok tempatku
Laksana ibu kandungku
Nan kasih serta sayang padaku
Oh, pondoku..
Ibuku…

Sebuah nyanyian yang selalu terngiang-ngiang di telingku saat ini. Ya, hari ini, tepatnya tanggal 16 agustus 2008, harusnya aku sudah berada di sebuah tempat yang terletak di daerah Pincuran Tinggi X Koto, Tanah Datar, Sumatera Barat, yaitu pondokku tercinta, Pondok Pesantren Modern Nurul Ikhlas, tempat aku bersekolah dahulu. Walaupun tiga tahun aku “berdiam” disana, tapi segala hal yang pernah kulalui menjadi kenangan yang takkan terlupakan yang akan selalu ada dalam benakku.

Hari ini adalah hari yang ditunggu2 oleh segenap orang yang telah menamatkan pendidikannya di pondok pesantren tercinta ini karena hari inilah diadakanya REUNI AKBAR yang telah dirancang sejak jauh2 hari. Namun, aku sangat menyayangkan diriku yang ga bisa turut menghadiri acara tersebut. Sedih bgt rasanya, padahal aku dah ngebayangin betapa bahagianya bertemu dengan guru2 di sana (para ustadz dan ustadzah, biasa ku memanggil guru2ku), ka2 alumni, mulai dari angkatan pertama sampai angkatan di atasku, dan tentunya teman2 yang udah ku anggap sebagai saudaraku sendiri, bagaimana tidak?, selama tiga tahun kami bersama, satu atap, satu makan, senasib- sepenanggungan, sehidup-semati ( sdikit berlebihan deh…).

Masih ku ingat kata-kata salah seorang ustadz ku dulu. Ketika itu aku masih kelas tiga SLTP, semester dua, tahun 2003. “lima tahun lagi, ustadz berencana mo mengadakan reuni akbar”, seperti itulah kurang lebihnya apa yang telah dikatakan ustadz ku tadi. “Lima tahun kagi? Bukanlah waktu yang sebentar? Bilakah waktu itu ?”, pikirku saat itu. Tak terbayang olehku bagaimana jadinya nanti. Masih adakah waktuku untuk menghadirinya? Lima tahun bukanlah waktu yang sebentar. Pertanyaan besar pada diriku, yang jawabannya akan di dapat setelah lima tahun yang akan datang terhitung dari aku duduk di bangku kelas tiga SLTP.

Kemudian aku tersadar. Inilah waktunya, jawaban yang ku tunggu2 selama lima tahun telah ku dapat. Kini, saat ini, aku masih bisa bernapas menghirup udara Allah dengan gratis, suatu nikmat kehidupan yang tak terhingga. Inilah aku sekarang, jawaban yang sudah lama kunantikan dari lima tahun yang lalu. Saat ini aku masih berkecimpung dalam dunia pendidikan tepatnya aku masih duduk di bangku perkulaian semester lima. Tidak terasa lima tahun dari waktu yang lalu adalah saat ini.

Dengan kondisi yang sehat walafiat, aku akan dapat bersua lagi dengan teman2 lamaku. Harapanku sungguh besar, apalagi setelah seminggu sebelum acara reuni tsb, temanku menghubungiku menginformasikan kepastian waktu pelaksanaannya sekaligus memintaku untuk hadir dalam acara itu. Harapanku semakin bertambah setelah orang tua ku mengizinkaknku untuk pergi ke tempat itu dengan syarat harus ada teman, maklumlah pondokku aga sedikit jauh dari rumah, sekitar 12 jam-an menggunakan bis. Kebetulan aku mempunyai dua orang teman yang berasal dari daerah yang sama denganku, aku akan ajak mereka, ku rasa mereka mau, karena itu sangat senang sekali dan optimis bisa menghadiri acra itu.

Namun, lagi2 apa yang kita inginkan belum tentu akan jadi kenyataan. Setelah aku dapat izin dari orang tua, tapi aku tidak mendapatkan teman yang akan menemaniku ke sana karena dua orang temanku tadi mmpunyai urusan yang harus segera diselesaikan. Yah,, intinya ada urusan yang lebih pentinglah dari menghadiri acara reunia. Tampaknya, harapan2ku, mimpi2 ku untuk bertemu kembali dengan pondokku, teman2ku, seta guru2ku yang di sana belum terwujud. Sedih sekali rasanya… dan aku berharap semoga suatu saat nanti, harapan2 dan mimpi2ku menjadi kenyataan.
Amin….

1 komentar:

Ahmad Ragen mengatakan...

Suatu saat Insya Allah bisa bertemu lagi dengan mereka.. (guru2, tmen2 ...) di pesantren, dan sepertinya ga perlu untuk 5 tahun lagi, kalo itu benar diharapkan... =)

comment tuk fotonya:
"Aku sulit menyebut gedung khas padang yang u sebut pesantren itu sebagai "pesantren..", tetep lebih asyik disebut rumah adat.. hehehe..."